Karimun Jawa : Trip Singkat (part. 1)

Tanggal 6 sampe 8 kemaren saya bersama 10 orang teman saya berkesempatan untuk melancong ke Kepulauan Karimun Jawa. Karena namanya melancong tentu kami kesana untuk jalan-jalan dan bersantai sebelum semester pendek dimulai. Lumayan lah walopun ternyata sepulangnya dari sana kulit saya bertambah hitam. (can you belive the fact that I was getting darker? I thought I coudn’t be darker than now )

Munkin anda belum pernah mendengar nama Karimun Jawa sebelumnya. Padahal, believe me, tempat ini tidak kalah indahnya dengan tempat-tempat wisata kelas dunia lainnya. Informasi dan sarana pendukung untuk pariwisata di daerah ini memang agak kurang mendukung. Andaikan saya jadi menteri pariwisata pasti sudah saya cari investor untuk membangun hotel bitang lima disini.

Well, jadi dimana kah letak Kepulauan Karimun JAwa?

Kepulauan Karimun Jawa Letaknya di sebalah utara Kota Semarang. Karimun jawa adalah gugusan kepulauan (sekitar 30 pulau). Pulau terbesarnya adalah pulau Karimun Jawa. Selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang yang apabila anda terdampar disana, anda bisa jadi aktor Cast Away jilid 2. Karimun Jawa termasuk salah satu taman nasional yang ada di Indonesia.

Bagaimana cara untuk pergi kesana?

Ada dua alternatif transportasi untuk pergi kesana.

Pertama adalah jalan udara. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari internet, dulu ada pesawat umum yang terbang reguler dari Semarang ke Karimun Jawa (Walopun pulau kecil, ternyata Karimun Jawa juga punya airport). Tapi setelah krisis moneter kabarnya maskapai yang melayani rute ini menutup jalur penerbangan ini.

Kalau anda tetep kekeh pengen naik pesawat, maka saat ini hanya ada pesawat carteran milik sebuah resort mewah di Karimun Jawa. Anda tentu harus membayar mahal untuk ini. Tenang saja bagi anda yang merupakan turis dengan gaya ransel, masih ada alternatif transportasi kedua.

Alternatif kedua pastinya lewat jalan laut (kecuali kalau nanti saya jadi menteri pariwisata saya akan mengusulkan untuk membuat jembatan dari Semarang ke Karimun Jawa supaya ada alternatif lewat jalan darat :p).

Kita bisa naik kapal dari dua tempat. Yang pertrama dari Semarang. Dari Semarang kapal yang berangkat adalah jenis kapal cepat. Tiket kapalnya juga lumayan mahal. Kalau saya tidak salah harganya sekitar 100 ribu. Crosscheck saja dengan mbah google.

Tempat kedua adalah dari Jepara. Dari Jepara kapal yang dipakai adalah jenis feri ukuran kecil. Kira-kira seperti feri dari Gilimanuk -Ketapang. Mobil dan motor muat masuk sini. Bagi anda yang turis kere, saya lebih menyarankan untuk berangkat dari sini, kaerna selain harga tiketnya lebih murah, jadwal keberangkatannya juga pas dengan jadwal kedatangan dan kepergian bus dari Jakarta dan Bandung (buat kota lain, maaf, saya tidak begitu tau).

Akomodasi?

Di Karimun Jawa kami menginap di Wisma Apung. Wisma ini bener-bener mantap. Sesuai namanya, letaknya bukan di darat, tapi sekitar 200 meter dari Pulau Karimun Jawa. Wisma ini bener-bener recomended, selain harganya murah, suasananya juga oke banget. Anda bisa memandang laut sepanjang hari. Malam hari suasana disini tiada duanya, sepi, amgin sepoi-sepoi, suara ombak, dan cahaya bulan, bisa merubah suasana hati siapapun menjadi melow dan dramatis. Dengan sendirinya semua akan bergerak secara slow motion dan akan terdegar lagu “Kemesraam” dari Iwan Fals, halah.

Tapi anda jangan membayangkan wisma ini seperti resort bintang lima. Semua yang ada disini di datangkan dari darat, makan, minum,  bahkan air tawar untuk mandi sekalipun. Jadi siap-siap saja jika kadang-kadang kehabisan stok air. Listrik juga hanya menyala pada malam hari karena listrik disini hanya disuplai oleh generator diesel kapasitas 20 KW. Wisma ini memang cocoknya untuk anak muda, atau bagi pasangan muda yang ingin berbulan madu oke lah.

Sebenarnya masih ada tempat nginap yang lain disini. Di Pulau Karimun Jawa sendiri terdapat bebera guest house dan beberapa wiswa. Kalau ingin yang kelas atas, terdapat Kura-Kura Resort di Pulau Menyawakan.

Ngapain di Karimun Jawa?

Di Karimun Jawa kegiatan utama kami adalah snorkeling dan diving. Kami hanya diving di pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Karmiun Jawa. Sayang sekali pemilihan spot diving kurang optimal. Padahal masih banyak spot-spot diving lainnya. Disini juga anda bisa melakukan wreck dive, bahkan ada dua spot untuk wreck dive.

Berhubung saya orang baik hati dan tidak sombong, saya kasih informasi penting bagi anda yang ingin diving di sini. Di Karimun Jawa, aktivitas diving oleh turis belum terlalu banyak dilakukan orang. Bahkan belum ada dive center disini. Anda harus menyewa alat kepada penduduk sana yang punya alat selam. Sialnya anda juga haryus menyewakan alat untuk dive guide disana. Hal ini tidak lumrah, kalau di tempat-tempat lain biasanya dive master / dive guide sudah punya alat sendiri dan anda tidak perlu pusing2 memikirkan alat untuk mereka. Hitung-hitungan duitnya juga biasanya sudah sepaket dengan peminjaman alat. Lebih lagi dive guide disini agak-agak ngaco, banyak kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan. Bahkan salah satu temen saya meragukan apakah si mas-mas dive guide ini sudah bersertifikasi atau belum.

Tempat-tempat yang kami kunjungi adalah Pulau Mejangan Kecil, Pulau Cemara Besar, Cemara Kecil dan Tanjung Gelam.

Dewa Daru

Kalau anda ke Karimun Jawa anda akan banyak melihat tulisan Dewa Daru. Dewa Daru ini bukan nama dewa apalagi nama orang. Dewa Daru ini adalah nama kayu khas daerah sini.

Ada yang menarik dari Dewa Daru. Ada mitos yang mengatakan bahwa kayu Dewa Daru tidak boleh dibawa keluar Karimun Jawa oleh pendatang kecuali telah diolah sebelumnya di Karimun Jawa atau telah diizinkan oleh penduduk setempat. Trus kalau dilanggar?

Menurut cerita yang ada, kalau hal tersebut dilanggar, maka akan menimbulkan mala petaka oleh yang membawanya. Ada cerita yang menyebutkan seorang pelancong membawa kayu ini dan dalam perjalanan pulang dengan menggunakan bis, semua penumpang bis mimpi bukur. Cerita lain menyebutkan bahwa ada enam orang penumpang bis yang melihat hantu Leak dalam perjalanan pulang. Agak-agak misting memang.

Jadi pengen iseng masukin Dewa Daru diem-diem ke tas salah satu temen saya, pasti seru, wkwkwkwkw.

Pulau telah banyak dibeli

Berdasarkan info yang saya dapatkan dari mas-mas guide perjalanan kami, pulau-pulau disini hampir semuanya telah dibeli. Pembelinya kebanyakan bukan orang lokal, malah ada yang orang asing (tentunya atas nama istri yang berkebangsaan Indonesia. Kalau anda wanita, hati-hati dengan orang bule yang melamar anda, jangan2 dia menikahi anda hanya untuk membeli pulau, haha). Mirisnya lagi, pulau-pulau tersebut dibeli dengan harga 3000  – 5000 rupiah / meter persegi. Memang itu tahun 90-an, tapi tetap saja harga segitu masih terbilang murah untuk sebuah pulau yang punya potensi besar untuk jadi daerah wisata. Ada tidak ya peraturan pemerintah yang mengatur hal ini?

Berikut saya posting beberapa foto2 selama saya disana

Last but not least

Doakan saya bisa menjadi menteri pariwisata supaya nanti kita bisa naik mobil ke Karimun Jawa, hehe

Safety Procedure : berfoto sebelum masuk ke suatu daerah

Safety Procedure : berfoto sebelum masuk ke suatu daerah

Foto sama penyu, gua kasian aja sama penyunya, udah mabok malah di pake buat foto2

Foto sama penyu, gua kasian aja sama penyunya, udah mabok malah di pake buat foto2

Feri penyebrangan

Feri penyebrangan

Berpose di Kapal

Berpose di Kapal

Pulau Cemara Besar

Di Pulau Cemara Besar

Pose ini cocoknya malem-malem, biar ceritanya ngeliat bintang gitu

Pose ini cocoknya malem-malem, biar ceritanya ngeliat bintang gitu

Pose Tidur

Pose Tidur

Sunset di dermaga

Sunset di dermaga

Pemandangan Pantai

Pemandangan Pantai

Foto dulu sebelum dive, itu kulit udah item kebakar matahari

Foto dulu sebelum dive, itu kulit udah item kebakar matahari

Pemandangan lagi

Pemandangan lagi

Pemandangan lagi

Pemandangan lagi

Pemandangan juga

Pemandangan juga

Pemandangan juga

Pemandangan juga

Nyamannya Tanjung Gelam

Nyamannya Tanjung Gelam

Berfoto di tengah hujan lebat

Berfoto di tengah hujan lebat

Hiau Pari

Hiau Pari

Black Tip Shark

Black Tip Shark
Snorkle dive di malam hari

Snorkle dive di malam hari

Foto-foto underwater menyusul…

27 thoughts on “Karimun Jawa : Trip Singkat (part. 1)

  1. Udh cb diving k bunake? Bgs bgt… Dive spotnya bnyk n oke smua, diving center bnyk, DM/DG-nya jg handal. Cb deh..

  2. Mas saya juga tertarik untuk ke karimun.. Setelah mebaca postingan mas yang ini
    Rencana perpisahan kelas kami sem ini mau ke sana.. mohon di share juga info lengkapnya klw boleh…
    oia tulisan mas bagus sekli.. hingga saya yang baca jadi “ngiler’ mau ke sana

  3. Thanks infonya.
    Ngmong” sy minta saran utk backpacker dari bandung-karimun jawa boleh?
    Biaya seluruh akomodasi kira” berapa?
    Thanks

    • Dari pelabuhan Jepara ke karimun, naik fery, biayanya Rp.60.000/org. Untuk jam keberangkatan fery, sebaiknya dicek kembali, baik hari dan jam berangkat dan pulang. kalau penginapan, biasanya pengunjung memilih disekitar alun-alun, selain untuk cari makan mudah, juga rate penginapannya lebih ekonomis. pertimbangan itu penting sekali, krn hampir bisa dipastikan penggunaan listrik di penginapan (karimun jawa) sama, yaitu setengah hari, baik penginapan seharga dibawah Rp.100.000 atau diatas Rp.300.000. walaupun memang ada saja penginapan yg menyediakan genset tapi penggunaannya akan dibebankan ke penghuni yg membutuhkan, rp.25,000/jam. semoga bermanfaat.

  4. Terimakadih ceritanya,info nya mas,sangat bermanfaat,aku pingin banget kesana karimun..cuman ragu krna blom tau cara perjalanannya,, yg ingin aku tanyakan adalah:HARUSKAN HOTEL SEBELUM NYA DI BUKING ATAU BEBAS BEGITU BANYAK PENGINAPAN DI KARIMUN?? Terimakasih info nya mas 🙂

Leave a reply to auliafeizal Cancel reply